• Breaking News

    Selamat Datang Di Harian Asli Kami Adalah Agen Poker Terpercaya Kami Menyediakan 7 Permainan Dalam 1 ID Dapatkan Bonus Referral 20% dan Bonus Rollingan 0.5% dan Ditunggu Gabungnya Bersama AsliKartu.com

    Rabu, 18 Oktober 2017

    Ramai soal Pribumi, Romo Benny Minta Pemimpin Hati-Hati Berkata

    Ramai soal Pribumi, Romo Benny Minta Pemimpin Hati-Hati Berkata

    Ramai soal Pribumi, Romo Benny Minta Pemimpin Hati-Hati Berkata

    BeritaHarian, Jakarta - Anies Baswedan telah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, Senin 16 Oktober kemarin di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.


    Usai dilantik, Anies dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno langsung menuju Balai Kota DKI. Di tempat ini Anies, tidak hanya bertemu pendukungnya, tapi juga memberikan pidato politik pertamanya sebagai gubernur.

    Kunjungi Juga Website Kami : AsliKartu

    Pidato Anies tersebut menjadi sorotan banyak orang saat ini, setelah dia menyebut istilah pribumi. Banyak orang bereaksi, salah satunya rohaniawan Romo Benny Susetyo.

    Saat berkunjung ke kantor SCTV, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017), Romo Benny menyayangkan istilah pribumi yang digunakan Anies itu. Dia mengatakan, istilah pribumi dan nonpribumi itu sudah selesai sejak amandemen UUD 1945.

    "Jadi kalau kita kembali mempersoalkan pribumi dan nonpribumi, berarti kita mengingkari pendiri bangsa kita. Sebab, bangsa ini berdiri dari berbagai suku bangsa dan ribuan etnis. Menggunakan istilah pribumi itu tidak tepat dalam konteks demokrasi," papar Romo Benny kepada Infopkr.com.


    Dia mengingatkan, saat ini Indonesia tidak lagi menghadapi zaman kolonial. Namun menghadapi era milenial, di mana tantangan yang dihadapi adalah bagaimana bangsa mampu bersaing dalam zaman digitalisasi.

    "Sekarang ini adalah zaman digitalisasi, zaman yang cepat, efisien, dan zaman yang menembus batas waktu. Kalau kita masih mempermasalahkan ini (pribumi dan nonpribumi), berarti kita kepo, sudah ketinggalan zaman," papar Romo Benny lagi.

    Seorang pemimpin, kata dia, harus visioner dan mampu membaca realitas bahwa bangsa saat ini menghadapi zaman digitalisasi. "Saya berharap peritiwa ini tidak terjadi lagi, tapi pembelajaran, proses menjadi Indonesia belum selesai. Saatnya pemimpin harus membaca konstitusi lagi," dia berharap.


    Dia juga meminta seorang pemimpin harus hati-hati dalam mengucapkan kata dan memilih kata. Juga harus mengutamakan kepentingan publik, bukan kepentingan politik, golongan, atau etnis. Selain itu, ujar Romo Benny, seorang pemimpin harus memahami konstitusi, dan mengisi jiwanya dengan Pancasila.


    "Karena seorang pemimpin harus menyatukan semua bangsa jadi satu. Dan Pancasila itu tidak diskriminatif. Pancasila itu menjunjung tinggi nasionalisme," jelas Romo Benny.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    • 412,894,845
    • 385,367,045
    • 114,432,545
    • 308,302,245